Kondisi Kabinet Indonesia Bersatu (KIB)
Kondisi Kabinet Indonesia Bersatu (KIB) dinilai turut memengaruhi persepsi publik terhadap popularitas Presiden Susilo Bambang Yudhoyono-Jusuf Kalla. Apalagi, belakangan ini konsolidasi kabinet sedikit terganggu akibat perbedaan sikap politik parpol pendukung pemerintah.
“Kalau itu (kabinet tidak solid) sudah lama terjadi. Ini juga memengaruhi penilaian publik terhadap pemerintah,” kata Wakil Ketua Umum Partai Golkar, Agung Laksono, Jakarta, Rabu (2/7/2008).
Menurut Agung, dalam beberapa kasus antar kabinet seringkali terjadi miskoordinasi. Padahal, sebagai sebuah tim, internal kabinet harus kompak dalam menjalankan program pemerintah. Ketua DPR ini berpendapat, banyaknya koalisi parpol di pemerintahan turut menjadi penghambat.
“Terlalu banyak kepentingan politik yang harus dipertimbangkan. Ditambah lagi dengan masalah koordinasi,” ungkap Agung. Karena itulah, pihaknya mengusulkan agar koalisi pendukung pemerintah dievaluasi.
Mengenai hasil survei Indo Baromoter yang menyebutkan rakyat tidak puas atas kinerja SBY-Kalla dalam bidang ekonomi, Agung menilai sangat bergantung pada kondisi pemerintahan. Artinya, kinerja pemerintahan (termasuk) kabinet sangat menentukan persepsi publik.
Meskipun popularitas SBY-Kalla terus merosot, Partai Golkar belum menentukan sikap terkait Pilpres 2009. Terlebih, pihaknya meyakini selama setahun ke depan hasil survei masih terus fluktuatif.
Seperti diberitakan, hasil survei Indo Barometer terhadap 1200 responden dari 33 provinsi, popularitas SBY mengalami penurunan signifikan. Pada Mei 2007 popularitas SBY mencapai 35,3%. Pada survei Desember 2007, popularitas SBY sempat naik menjadi 38,1%. Kemudian, pada survei Juni 2008, popularitas SBY hanya 20,7%.
Dari hasil survei tersebut, untuk pertama kali selama menjadi presiden, popularitas SBY berada di bawah Megawati Soekarnoputri, yang mendapat 30,4%.
Dari hasil survei tersebut, kepuasan publik terhadap SBY-Kalla juga merosot tajam akibat kenaikan harga BBM. Dalam survei itu juga dinyatakan, rakyat yang tidak puas terhadap kinerja SBY-Kalla dalam bidang ekonomi mencapai 79,1%.
Sumber
www.detiknews.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar